Sabtu, 19 Februari 2011

The (un)Think Dinar

Tergerak oleh ucapan seorang teman “ Udah ga jamannya lagi pepatah yang bilang kalo menabung itu pangkal kaya, kalo sekarang menabung itu malah pangkalnya miskin ”, membuat saya cukup sedikit kehilangan selera untuk menabung. Saya yakin sebenarnya tidak ada salahnya dengan menabung. Karena dengan menjalin persahabatan dengan si mr.piggy bank ini, saya dapat belajar untuk hidup teratur sekaligus belajar untuk membuat perencanaan keuangan untuk masa depan saya. Setidaknya mampu menghentikan saya untuk berperilaku konsumtif berlebihan.

Namun sejumlah dana yang tersimpan tersebut akan sangat disayangkan jika hanya sekedar dininabobokan di bank. Selain hanya akan selalu terpotong oleh biaya administrasi, namun adanya juga ancaman serius berupa penurunan nilai tukar uang jika akan digunakan kelak di kemudian hari. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah solusi yang setidaknya mampu menjagai nilai tukar uang tabungan dari bahaya inflasi atau kalau bisa malah mampu untuk mengembangkan nilainya yang telah ada sekarang.

harga 1 kambing dengan kualitas terbaik pada jaman Rasulullah selalu memiliki harga yang sama hingga sekarang, yaitu 1 dinar

Mungkin sebagian dari kita telah cukup familiar dengan kutipan tersebut. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa ada suatu solusi dimana kita dapat menjaga nilai aset kita konstan dari waktu ke waktu. Akhirnya pernyataan tersebutlah yang menggiring saya untuk berkenalan dengan sebuah investasi. Investasi Dinar.

Dinar merupakan koin emas yang ditetapkan oleh Umar bin Khattab sebagai alat tukar resmi pada perdagangan. 1 Dinar telah terstandarisasi dengan unsur intrinsik 4,25 gram emas 22 karat. Oleh karena itu, dengan unsur instrinsiknya yang berupa emas, dinar merupakan salah satu opsi yang sangat baik untuk berinvestasi. Tidak hanya dikarenakan nilai emas yang stabil atau bahkan cenderung meningkat, investasi ini sendiri cukup mudah dipelajari dan sarat dengan nilai dakwah.

Uang kertas yang umum kita gunakan sekarang seharusnya memiliki tiga fungsi utama store of value, medium of exchange, dan unit of account. Inflasi menjadi faktor utama dalam menggagalkan fungsi uang sebagai store of value. Nilai mata uang kertas kerap mengalami penurunan hampir di tiap tahunnya. Dengan sejumlah uang tertentu pada 10 tahun yang lalu, tentu uang tersebut tidak akan memiliki daya beli yang sama dengan sekarang.

Investasi yang baik tentunya harus mampu membawa keuntungan bagi subjek yang menanamnya. Tabungan ataupun deposito merupakan sebuah contoh investasi pasif yang umum dipilih oleh masyarakat. Namun tingkat suku bunga tabungan dan deposito masih berada dibawah tingkat inflasi umum yang berkisar 6,5% pertahunnya (bahkan bisa mencapai 12% untuk inflasi bahan pangan). Dengan kondisi seperti ini tabungan/depositio berbasis uang kertas sudah tidak mampu lagi menjamin keuntungan dalam berinvestasi.

Emas dikenal memilki ketahanan inflasi yang cukup baik. Emas merupakan unsur alam yang sangat unik. Ketersedian emas di dunia yang sangat terbatas serta sifatnya yang tidak dapat rusak menjadikannya sebagai alat tukar yang paling konsisten yang pernah ada. Namun pada dasarnya, dalam kurun waktu yang relatif singkat, nilai emas tidak akan selalu berada dalam posisi yang stabil. Oleh karena itu beriventasi emas hanya dalam kurun waktu pendek sangatlah tidak disarankan. Tetapi kabar baiknya adalah nilai tukar emas terhadap uang kertas memiliki kenaikan rata-rata 20% pertahunnya.

Kutipan klasik diatas tampaknya cukup menampilkan kesaktian dinar bila dibandingkan dengan uang kertas. Bila uang kertas mengalami penurunan daya beli hingga 10% tahun, maka Dinar mampu menjaga menjaga nilai tukarnya sejak dahulu, sekarang, dan InsyaAllah hingga nanti. Tak salah jika dinar kerap disebut sebagai mata uang yang sesungguhnya.

Memutuskan untuk memulai investasi atau menabung emas adalah hal yang cukup menarik. Beragamnya pilihan variasi emas dan turunannya membuat kita semakin leluasa untuk memilih investasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Tiap-tiap pilihan memiliki keuntungan dan kelemahannya masing-masing sehingga menjadikan satu pilihan dengan yang lainnya menjadi unik.

Secara garis besar investasi emas dapat dibagi menjadi tiga: dinar, emas batangan dan perhiasan.

a. Dinar

*Keuntungan

- Mudah dijumlahkan dan dibagi

- Mudah diuangkan

- Nilai jual kembali tinggi

- Bernilai dakwah

*Kelemahan

- PPN 10%

- Ongkos cetak tinggi

b. Emas Batangan

*Keuntungan

- Tidak terkena PPN

- Bila pembelian dalam unit 1kg tidak akan terkena biaya cetak

- Nilai jual kembali tinggi

*Kelemahan

- Tidak fleksibel

- Bila pembelian unit kecil biaya cetak tinggi

- Tidak mudah diperjualbelikan

c. Emas Perhiasan

*Keuntungan

- Memiliki bentuk yang indah

*Kelemahan

- Ongkos pembuatan tinggi

- Model berpengaruh terhadap harga

Menimbang segala perencanaan yang ada dimasa depan, kegiatan menabung memiliki nilai urgensi yang semakin tinggi. Menabung dengan uang kertas, dengan berbagai kelemahannya, haruslah tetap bisa untuk berjalan disiplin dan berkelanjutan. Walaupun bukan menjadi tabungan yang diprioritaskan, untuk sementara waktu tabungan jenis ini belum mampu tergantikan. Dengan segala kemudahan berupa tingkat likuiditasnya yang tinggi, kebebasan bertransaksi, serta fasilitas-fasilitas menarik yang tersedia belum mampu untuk disaingi tabungan berbasis selain uang kertas. Namun prioritas menabung dengan uang kertas sudah seharusnya bergeser atau malah ditinggalkan. Sudah saatnya sebuah tabungan harus mampu menjaga nilainya secara terus menerus atau bahkan naik harganya jika ditakar dengan uang kertas. Primadona dalam menabung saat ini sudah sepantasnya menjadi milik tabungan berbasis dinar.


-----------------------

sumber:

1. Think Dinar!, Endy J. Kurniawan

2. http://www.geraidinar.com/

3. http://geraidinarsby.blogspot.com/


2 komentar:

Anonim mengatakan...

hohohohohoho....beneeer blek,,tapi sayaaang kalo misalnya nabungnya cuma beberapa bulan-setahun,gw itung2 naeknya ga gede2 amat,malah jatuhnya sama karena harga beli ama harga jual kan ada selisihnya...dan mungkin kurang liquid juga...kecuali kalo nabungnya lebih dari setahun....dan nabungnya karena memang no reason (buat beli apa misalnya)

blackandikauda mengatakan...

iye nas..
gw niatnya emang untuk jangka panjang..
minimal bisa buat ngejaga nilai uang gw biar g jatoh..

mgkin ada anak2 yang pernah pengalaman ikut ginian blom yak?