Akhirnya pesta ini pun selesai sudah.
Tidak kurang selama 3 minggu belakangan ini, emosi kita dibawa melayang tinggi, terbang jauh melayang dari permukaan. Terbang untuk merebut mimpi di yang telah terbuang tiga kali di masa lampau. Namun tanpa sadar, kita pun kembali terjatuh ke jurang terdalam yang selalu akrab dengan kita sebelumnya, kekalahan.
Tenang kawan, cerita ini berakhir happy ending. Benar kita mampu kembali merangkak, tapi tidak setinggi yang pernah kita capai. Tapi itu cukup, biarlah mereka yang terbaik yang mampu untuk kembali mencium tingginya batas langit. Kita telah kembali diatas permukaan. Sedikit lebih tinggi memang. Tapi itu telah lebih dari cukup bagi kita untuk kembali belajar terbang dengan kepala tegak dan dada terbusung. Garuda kita masih belajar terbang rupanya.
Timnas memang tidak memenangkan apa-apa disini. Bukan piala berlapis emas, atau uang bernilai miliaran yang didapat kali ini. Timnas telah memenangkan trofi yang jauh lebih bergengsi dariapada semua hal tersebut, hati dan kebanggaan atas nama rakyat lah yang sesungguhnya supremasi tertinggi bagi para punggawa timnas.
Kalian telah mengajak kami untuk berjalan-jalan jauh. Perjalanan dengan destinasi sebuah Piala bernama kebanggan dan kehormatan. Dan di tanggal ini kami yakini bahwa kami hampir sampai ke destinasi tersebut.
Selamat merayakan nasionalisme, Indonesia