Rabu, 31 Maret 2010

The Smiling Man

setiap pagi
ketika hampir setiap ruas jalan telah ramai sesak oleh para pengguna jalan
mungkin peran pak satpam sering terlupakan oleh kita

satu dari bapak-bapak penjaga jalan tersebut mampu menarik perhatian saya..
tidak hanya untuk hari ini,tapi hampir setiap kali saya berpapasan dengan beliau.

seorang satpam, berbadan kecil dan kurus serta berkulit sawo matang
pada setiap aktivitasnya beliau selalu tersenyum tulus sembari menampilkan sikap hormat yang tentunya sangat menyajikan keramahan bagi setiap para pengguna jalan yang melintas,tidak peduli apakah mereka memperhatikan beliau atau tidak..

sekali waktu ketika berpapasan dengan beliau,tetap ditemani dengan senyuman khasnya
saya membalas jamuan keramah-tamahannya dengan sedikit senyuman dan anggukan kepala
dan ternyta pak satpam ini pun membalas rasa hormat saya tersebut dengan mimik muka yang terlihat sangat senang dan tersenyum lebih lebar

hal tersebut ternyata membawa efek positif ke diri saya sendiri
tersenyum kepada orang lain serta dibalas dengan senyuman yang tulus dan indah mampu memberikan euforia berbeda di pagi itu

akhirnya saya baru menyadari pengertian bahwa "senyum itu sodaqoh"
saya yang pagi itu berperan sebagai sang fakir
merasa mendapatkan sumbangan berupa lembaran senyum dan kepingan keramahan dari si kaya

pak satpam itu selalu tersenyum
mungkin beliau bukan orang yang kaya dalam banyaknya materiil
tapi setidaknya dia telah berbagi kekayaan senyumannya setiap hari
yang tentunya tidak semua orang berada untuk mampu se"kaya" beliau


Terima kasih..
telah mengajarkan bahwa senyum itu mudah dan menyenangkan

Senin, 08 Maret 2010

Ayo (jangan) berantem!

akhirnya bisa nonton how i met your mother lagi!
kebetulan kali ini nyambung di season 5-seri 6

Di seri kali ini yang berjudul BIGPIPE menceritakan tentang perbandingan kualitas suatu hubungan di antara Barney-Robin dan Lliy-Marshall.
Konflik diawali saat Barney mengetahui bahwa Marshall mencuci piringnya sendiri atas permintaan Lily. Bagi Barney sangatlah tidak sepantasnya bagi pria untuk mencuci peralatan makannya sendiri. Marshall yang pada awalnya menganggap hal itu bukanlah suatu persoalan malah menelan mentah-mentah provaksi Barney tersebut.

Dan dalam keadaan telah sangat terprovokasi oleh hasutan Barney,maka Marshall pun mulai menyampaikan keberatannya kepada Lily mengenai masalah cuci-mencuci piring tersebut. The funny thing is Marshall delivered his objection in improper way, and of course it confusing lily obviously.
And BOOOOM…!!
The war began

Pertengkaran hebat pun terjadi. Masalah yang dibahas pun menjalar mulai dari masalah sepele mencuci piring, berkembang menjadi pekerjaan-pendapatan bahkan hubungan antara menantu-mertua (perhaps those are crucial issues among couples,rait..)

In the other side, Barney-Robin malah semakin menunjukkan bahwa mereka adalah the most perfect couple alive. Hubungan mereka berdua tampak sangat akur dan kelihatan tanpa pertengkaran sedikit pun. Tentunya hal ini menjadi hal yang mencurigakan bagi Ted. Dan dari hasil investigasi Ted menunjukkan bahwa those romanticism was totally fake. Pasangan ini mempunyai kecenderungan untuk selalu bertengkar, tapi mereka selalu menghindari hal tersebut tanpa mencoba untuk membicarakannya. Mereka berkilah bahwa dengan solusi run away-nya Barney atau Robin getting naked maka masalah pun akan selesai (what a great solution though :D). Finally in a desperate way, they confronting Marshall-Lily to discuss all the problems.

Selama mendengar penjelasan Barney-Robin mengenai pertengkaran mereka yang semakin menjadi-jadi, Marshall-Lily tiba-tiba mampu berbaikan kembali secara cepat dan instant. Tentunya hal tersebut merupakan hal yang sangat di luar akal sehat bagi Barney-Robin. They certainly wondering how come Marshall-Lily able to get along well just in seconds.

“…sometimes you just have to set your ego a side and remember at the love that you have for that person is way more important than winning”
-Marshall and Lily-

Don’t be afraid to get involved in fight
Saya kira bahwa tidak perlu takut untuk bertengkar atau malah mencari-cari alasan untuk menghindar.
Karena dalam pertengkaran tersebut tentunya kita punya ‘kesempatan’ untuk mengenal pasangan masing-masing dari sisi yang berbeda. Proses pendewasaan berpikir pun juga ditantang sedemikian rupa agar mampu menunjukkan telah seberapa pantas kah kita untuk pasangan kita sendiri. Dan tentunya keyakinan juga menjadi tuntutan untuk memastikan bahwa pertengkaran tersebut tidak berpengaruh apapun terhadap hubungan sebelumnya, or even somehow able turning into something more beautiful instead.

Everything which didn’t kill you only make you stronger.
Yang kita butuhkan untuk bertahan dan menang dari ‘pertempuran’ ini berupa keyakinan utuh terhadap pasangan, hubungan yang telah kita jalani sebelumnya, dan tentunya mimpi dan rencana bersama yang telah dirancang untuk masa depan kelak. Finally at the end of it, dengan bermodalkan hal itu seberapa pun besarnya gangguan, sesengit apapun pertengkaran, those conflicts will bring a stronger (both) of you than before.

Fight teach thousand of lessons for those who tolerance.
Pertengkaran mungkin dapat saya analogikan dengan lepasnya gigi susu ketika kecil dulu. Sakit memang, tapi itu hanya sementara. Dan setelah itu gigi dewasa pun akan segera muncul. Gigi yang lebih kuat, kokoh, dan stabil yang tentunya akan dapat memenami dan melindungi kita selamanya.




Please, do not set your own ego in the sake of your top priority
Restarting your point of view from single individual opinion into being more tolerance with others would bring a lovely result of fight.

Marshall obviously had delivered a marvelous lesson for me
who newly established and maintained relationship for now

Thank you Marshall :D