Minggu, 18 Oktober 2009

Panggilan di senin siang


senin,12 oktober 2009
pukul 11:36

sebuah nomor 021-5229*** menghubungi hape saya waktu itu.
Kaget,sangat malah, sudah sangat lama hape saya ini tidak menerima panggilan dengan kode area 021. Panggilan yang biasanya sangat saya nanti-nantikan dulu, tapi tampaknya sekarang hal tersbut bukanlah hal yang istimewa lagi..

"halo,Andika ya..??"
sapa suara seorang ibu menyapa ramah disana.
Saya kira ini nomor rumah Nasti, dan kebetulan ibunya yang menelepon saya..

"iya ini Andika,tante.."
balas saya sopan,eh tapi ini bukan suara tante Diah..

"Lho kok tante, ini bu Kris dari Schlumberger"
jawabnya...

huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.....
this is it!!!!
the call that i've been waited for a year...
senang bukan kepalang..
deg-degan ampun-ampunan..
campur aduk!

Pembicaraan pun dimulai. Beliau menanyakan kabar pada awalnya, lokasi tempat tinggal, dan sudah bekerja atau belum dan tentunya tak lupa memastikan am i still has the enthusiasm with her company despite of 1 year in waiting..hohoho tentu saja "IYA", ditambah dengan sangat penuh penekanan bahwa saya telah lama menantikan panggilan ini lagi.

Karena beliau tahu saya telah kerja di gresik, maka jadwal interview pun di arrange di Surabaya karena kebetulan Slb sedang mengikuti job fair di ITS, dan Jumat malam pun dipilih sebagai waktu eksekusi.

tapi...

semakin lama kami membahas jadwal interview, keraguan beliau berangsur-angsur mulai tampak. Posisi saya yang sekarang telah bekerja, tampakny menjadi concern beliau untuk mulai mempertimbangkan saya lagi. Dan akhirnya pertanyaan yang selama ini dianggap tabu pun ditanyakan

"IPK kamu berapa???"

JEGEEEEEEEEERRRR,DUAAAARR,BRROOUUUSSHHH,PRIKITIWWWW,HUWOOOO,GYAAAAA,
KRAAAKUUUSSSHHH,OH NOOOOOOOOO.........

"IP saya #%#$^&%#%$@# "(red.untuk melindungi kredibilitas penulis, maka nilai ip untuk sementara disamarkan)

dan pertanyaan itu tidak hanya sekali ditanyakan, she tortured me by asking it several times..

Tampaknya jawaban saya tidak terlalu cocok dengan apa yang beliau harapkan, keraguan sudah mulai sangat pekat terlihat sekarang...and finally she asked me to keep waiting couple days until the confirmation from Schlumberger arrive....which didn't come indeed

selasa,13 oktober 2009

Uwoooooooooooooooooo.....
Sekarang gilirannya Nasti yang menerima panggilan serupa.
Alhamdulillah tanpa ada halangan doi di-accept buat interview di hari minggunya.
Goooooooooooooooooo nduuuuuuuuuuuuud...i'm so damn proud of you ! ! ! !
kutitipkan harapanku di pundakmu nak hehehe

my pray come along with you dear...
may God decide the best for you which is . . . . . :)



hmmmm by the way...
walopun tampakny sekarang bukan kesempatan saya untuk bisa bergabung, tapi thanks a lot Schlumberger..

senin,20 Oktober 2008
aula Barat
Schlumberger, walking interview and group discussion test..

me, one from a hundreds participant who succesfully performed the whole day test.
It is destined that whole day test made the rest of my day would be totally different.
Shifted into something beautiful,
more than that i can imagine before.




senin,19 Oktober 2009

That beauty still unstopable rocking my world
:)

Minggu, 04 Oktober 2009

book's review... Gading-gading ganesha

It's been months since i've never read a book again..

But,Somehow my friend introduced me a new-published book which captured the ITB students struggling in enduring their daily activities, not only as a students but also as a part of the social community and their devotion to their beloved country.

this book entitled Gading-Gading Ganesha.




The book told us bout 6 young men,high school graduated,originated from different places through Indonesia,who proudly enrolled ITB as a freshmen there. Although those guys are vary in social-economical and culture backgroud but their promote the same meaning of idealism and had the massive proudness as a part of ITB.

The friendship began when they first were met in university registration. The story develop into their study phase with all their indivudual activities i.e becoming activist,bookworm,or concentrating in earning money for funding his study.
It offered us comedy among them,old joke though such as:
A high GPA is fated to be a lecturer or professor perhaps
A medium one became a professional engineer
The last one,An under achiever were destined to be a entrepreneur,perhaps the most succesfull one than the others...

The other parts of the book narrate the "dark age" of each character. Any kind of tragedy,educational problems,temptation or even loosing the people thier love enriched the plot from each character. Background setting of this story is well described in the history of ITB 70-80's situation when several events happened due this phase.

Finally,this fellowship reunite while they're met again as an alumnus of the institute and initiate the reunion in celebrating The 50th Anniversary of ITB.

Firstly i have a good desire for this book. It took me back to the time while i was still a student there and providing me with old time situation there. Beside that i was so touched saw the effort of each character in rebuilding their spirit and motivation in order to accomplish what they wishing for.

Hmmmmm sorry, honestly the plot is quite cliche,the story of fellowship consisted of ordinary boys and a popular girl in campus along with the romantic story among them. The too-light story confusing me are there any climax or the anti-climax in the story. So it left me with no special impression for the whole story.
Then the author is quite excessive in describing the students proudness of ITB, in my opinion some of the jokes he made symbolize the ITB arrogance. Somehow that jokes are not funny and tend to be a "garing" one.

And then the good news are....
this book are powerfull enough to ignite everyone who are ITB to be more resposibilities with their vow which has been declared since their were born in ITB,
"bakti kami untukmu Tuhan Bangsa dan Almamater,MERDEKA..".

somehow those sporits shows us that our generation,young ones, is the agent of change for a better Indonesia in the future.
Our real contribution were waited by millions of Indonesian.


berjuta rakyat menanti tangan mu
mereka lapar dan bau keringat
kusampaikan salam-salam perjuangan
aku cinta cinta cinta
indonesia


unfortunately there's no of FT students became the main character in the story huhuhu

Evaluasi 5 Bulanan

Yap...ga kerasa sekarang sudah lebih dari 5 bulan..

pertanyaan besar yang masih terus terngiang sampe sekarang adalah

”udah dapet aja sampe sekarang...??”


oke total berat badan naik 7 kg serta uang 16,2 juta yang didapat selama 5 bulan terakhir tentu bukan jumlah yang sedikit (tapi kadang jadi kerasa kecil klo liat orang Total pada gajian ),tapi apakah hanya uang yang sempet singgah dan berdiam diri di dalam tubuh awak...

dimanakah ilmu itu bersemayam?? dimanakah kebanggaan itu terselip?

jawabannya masih mengawang-awang...


Obsesi utama untuk sementara waktu ini adalah mengejar ketertinggalan dasar-dasar keilmuan teknik fisika..

Terhenyak akibat sebuah pertanyaan :


“apa IDENTITAS seorang instrument engineer yang mampu membedakan ia dengan enjiner yang lain?”


Bertubi-tubi jawaban berupa pengetahuan dasar mengenai filosofi pengukuran, kontrol proses, serta penguasaan berbagai macan instrumentasi yang tersebar di lapangan merupakan keyword yang menempatakn seorang instrument engineer di puncak kebanggaan akan kemampuan ke-rekayasaan-nya ...

Pertanyaan berikutnya...

“Seberapa jauh penguasaan kamu terhadap “senjata pamungkas” kebanggaan para instrument engineer tersebut?”

Sebuah jawaban singkat dan sederhana,

”nol kecil” (belum terlalu bodoh untuk menjawab nol besar)


Selama 5 bulan ini,saya sangat disadarkan bahwa betapa dangkalnya kemampuan saya untuk bisa terkualifikasi sebagai seorang instrument engineer. Penguasaan akan pengetahuan teknologi praktikal instrumentsi kontrol serta prinsip-prinsip dasar fisika dan kalkulus yang saya miliki saya rasa agak cukup sangat amat tertinggal jauh dari temen-temen yang ada disini. Dalam kasus ekstrimnya,bila terjadi diskusi mengenai masalah teknikal, saya kadang merasa sebagai seorang mahasiswa jurusan tata boga yang terjebak di perdebatan sengit antara Leonhard Euler dan Werner Heisenberg untuk menentukan bagaimana cara menentukan nilai ketidakpastian dari perhitungan integral lipat tiga pada pengukuran luas loyang donat berdimensi mikroskopik . Dunia mereka terasa gelap, asing, dan #*)^$@^12&5#*&%(%^*W&45($&$^@#7^%$#............

Bukan saatnya takut,mengeluh,minder,ato pun rendah diri...


Saya yakin semua orang punya kelebihannya masing-masing, dan tertinggal di garis start belum tentu akan menempatkan orang tersebut terbelakang ketika mencapai finish kelak.


Tertinggal adalah sebuah masalah,tapi di justru di saat itu sang pembalap akan mati-matian memacu kendaraannya untuk unggul melewati finis..


Saya sekarang sudah di posisi siap untuk mensejajarkan diri...